Teori Perubahan Sosial

 Teori Perubahan Sosial

Teori perubahan sosial dapat membantu kita menjelaskan bagaimana perubahan yang terjadi di masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Teori dalam konteks ini dapat pula disebut pendekatan atau perspektif yang intinya adalah alat bantu untuk menganalisis perubahan sosial yang kita teliti. Terdapat empat besar teori perubahan sosial.




Teori-teori perubahan sosial

Teori fungsionalis

teori perubahan sosialTeori fungsionalis sebagai teori perubahan sosial melihat proses perubahan sosial sebagai hal yang wajar, namun berdampak pada perubahan sistem sosial. Secara ekstrem, perubahan sosial dapat membuat sistem sosial mengalami disfungsi. Akhinya terjadi kesenjangan budaya (cultural lag). Sebagai contoh pembuatan rel kereta api yang melintasi sebuah dusun yang terisolasi. Pada malam hari, sebagian warga dusun mencuri potongan besi rel kereta api untuk dijual sehingga rel mengalami kerusakan. Pembangunan rel kereta telah mengubah suasana dusun yang kondusif seperti sebelumnya. Terjadi kesenjangan budaya antara alam pikiran sebagian masyarakat dengan masuknya teknologi berupa rel kereta. Pencurian besi rel kereta membuat situasi dusun tak lagi kondusif untuk pembangunan.

  • Asumsi dasar: Perubahan dapat mengacaukan sistem sosial yang telah mapan
  • Tokoh utama: Emile Durkheim

Teori konflik

teori konflik perubahan sosialTeori konflik sebagai teori perubahan sosial menilai perubahan sosial sebagai efek atau akibat dari konflik antar kelas. Konflik muncul akibat perbedaan kepentingan antara kelas atas dan kelas bawah. Masing-masing kelas memiliki kepentingan yang diorientasikan untuk dirinya sendiri. Hubungan sosial menurut teori ini berisi pertentangan. Pemilik modal memotong gaji pekerja agar mendapat profit maksimal. Para pekerja ingin mendapat gaji tinggi sehingga otomatis mengurangi pendapat pemilik modal. Konflik akan terus berlangsung sampai perbedaan kelas dihapuskan.

  • Asumsi dasar: Perubahan sosial adalah dampak dari konflik sosial
  • Tokoh utama: Karl Marx



Teori evolusi sosial

teori evolusi sosialTeori evolusi sosial sebagai teori perubahan sosial melihat perubahan sosial sebagai proses yang terjadi dalam waktu yang panjang. Untuk mengubah perilaku masyarakat, diperlukan interval waktu yang lama. Lama disini sangat relatif, bisa bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Sebagai contoh, perubahan dari masyarakat maritim ke agraris di Indonesia. Dalam literatur sejarah nusantara, dijelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya ketika menguasai nusantara adalah kerajaan maritim. Sekarang mayoritas penduduk di kepulauan nusantara adalah petani. Perubahan dari masyarakat agraris ke industrialis juga mamakan waktu lama.

  • Asumsi dasar: Perubahan sosial terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama.
  • Tokoh utama: Herbert Spencer

Teori siklus

teori siklusTeori siklus sebagai teori perubahan sosial melihat perubahan sebagai hal yang wajar. Peradaban suatu bangsa akan berjaya kemudian terpuruk, lalu akan berjaya kembali dan begitu seterusnya. Siklus juga dapat berarti proses linier dari kelahiran, mapan, menuju keruntuhan. Suatu peradaban baru masyarakat dapat muncul, berproses sampai akhirnya punah. Peradaban yunani kuno, misalnya, pernah mengalami suatu kejayaan sampai akhirnya punah. Bahasa daerah, ketika kehabisan penuturnya tentu akan punah.

  • Asumsi dasar: Proses perubahan sosial mengikuti alur siklus atau linier.
  • Tokoh utama: Pitrim A. Sorokin




Proses perubahan sosial tak pernah berhenti. Teori perubahan sosial selalu mengikuti dan berusaha menjelaskan. Dunia sosial terus berubah hanya saja kadang tak kasat mata. Diperlukan pengetahuan sejarah untuk melihat perubahan sosial di masyarakat secara menyeluruh. Memahami perubahan sosial mustahil tanpa menggunakan lensa historis. Teori perubahan sosial selalu mengandung upaya komparatif. Komparasi antara masa lalu dengan ’jaman now’ adalah cara mudah untuk melihat perubahan seperti apa yang sedang terjadi di masyarakat.

Teori-teori perubahan sosial yang sudah disebutkan diatas adalah teori makro yang telah mapan. Perubahan sosial yang terjadi di masa kini relatif lebih cepat dibanding di masa lalu. Dahulu, bertahun-tahun lamanya sejak pena dan kertas ditemukan, orang berkirim pesan lewat surat. Kertas dan pena adalah penemuan baru pada masanya. Sekarang tidak sampai 30 tahun sejak ditemukan, layanan sms sudah menurun popularitasnya. Perubahan akibat penemuan kertas dan pena lebih lama bertahan ketimbang perubahan akibat penemuan sms. Intinya, perubahan sosial saat ini terjadi lebih cepat. Bisa jadi hari ini teknologi ditemukan, esok dipakai semua orang, lusa tenggelam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar